Sabdatatechnical – Tegangan yang tidak stabil (naik atau turun dari 220 volt) bisa sangat berbahaya untuk AC karena sistemnya memakai kompresor, motor kipas, dan rangkaian elektronik yang sensitif.
Berikut penjelasan lengkapnya 👇
---
⚠️ 1. Jika voltase turun (di bawah 200 V)
Dampaknya:
❌ Kompresor tidak kuat start, karena torsi (daya putar) lemah.
⚡ Arus listrik naik, karena motor berusaha tetap berputar meskipun tegangannya rendah.
🔥 Kompresor cepat panas, dan bisa terbakar jika dibiarkan.
🧊 Pendinginan lemah atau tidak dingin sama sekali.
🧩 Umur kompresor berkurang drastis.
Contoh:
AC 1 PK butuh 220V. Jika hanya mendapat 180V, arusnya bisa naik dari 4A menjadi 6–7A, membuat lilitan motor cepat rusak.
---
⚠️ 2. Jika voltase naik (di atas 240 V)
Dampaknya:
🔥 Komponen elektronik indoor/outdoor (PCB, sensor, relay) bisa hangus atau terbakar.
⚡ Kapasitor pecah, karena overvoltage.
💨 Motor kipas berputar terlalu cepat dan cepat rusak.
💻 Sistem kontrol AC error atau mati total.
---
🛡️ 3. Cara melindungi AC dari voltase tidak stabil
1. Gunakan stabilizer (automatic voltage regulator/AVR) khusus untuk AC.
Pilih yang kapasitasnya sesuai PK AC (misal AC 1 PK = stabilizer 1000–1500 VA).
2. Gunakan delay timer atau voltage protector supaya AC tidak langsung nyala saat listrik kembali setelah padam.
3. Periksa instalasi listrik rumah, pastikan kabel dan MCB sesuai kapasitas.
4. Gunakan grounding agar arus bocor tidak merusak elektronik.
Sumber: ChatGPT
Online
: